
Liberum Veto: Mekanisme Demokrasi Bangsawan yang Menjadi Pedang Bermata Dua dalam Sejarah Persemakmuran Polandia-Lituania
Sebuah diskusi akademik terbaru yang digelar oleh jurnal The Slavonic and East European Review menyoroti kembali peran Liberum Veto, praktik parlemen kontroversial yang selama abad ke-17 dan 18 dianggap sebagai simbol demokrasi bangsawan—namun di sisi lain, juga sebagai penyebab disintegrasi Persemakmuran Polandia–Lituania.
Dalam simposium yang diadakan secara daring dan dihadiri oleh para sejarawan dari Eropa dan Amerika, dibahas bagaimana Liberum Veto
Dr. Janina Sobolewska dari Universitas Jagiellonian menyebut, “Apa yang awalnya dimaksudkan untuk mencegah tirani, justru mempercepat keruntuhan negara. Liberum Veto melumpuhkan setiap upaya reformasi fiskal, militer, dan pemerintahan.”
Peran faksi bangsawan yang korup dan campur tangan kekuatan asing, seperti Rusia dan Prusia, juga ditekankan dalam sesi diskusi. Dengan menyuap anggota Sejm, negara-negara asing dapat menggagalkan sidang legislatif dan mencegah penguatan militer Persemakmuran.
Dalam budaya politik bangsawan Polandia, kebebasan pribadi dianggap suci dan tidak boleh dilanggar oleh keputusan mayoritas.
Dr. Tomasz Wisniewski dari University of Cambridge menyatakan, “Dalam konteks global, Liberum Veto mungkin tampak absurd. Namun dalam tradisi szlachta (kelas bangsawan Polandia), ini adalah bentuk tertinggi dari tanggung jawab individu terhadap hukum dan negara.”
Simposium juga meninjau upaya-upaya reformasi yang gagal membatasi veto tersebut, hingga akhirnya praktik ini secara resmi dihapus oleh Konstitusi 3 Mei 1791, yang dianggap sebagai salah satu konstitusi tertua di dunia modern—meskipun diikuti oleh pembubaran Persemakmuran beberapa tahun kemudian melalui pembagian wilayah oleh kekuatan asing.

Baca Juga : Ceramah Dr. Zakir Naik di Malang 6.000 Peserta Hadiri Acara
Kritikus menyebut Liberum Veto sebagai “eksperimen demokrasi ekstrem” yang gagal karena kurangnya mekanisme pengaman dan etika politik kolektif.
Seiring dengan meningkatnya minat pada sejarah politik Eropa Timur, kajian terhadap Liberum Veto dan konteksnya dalam Persemakmuran Polandia–Lituania menjadi pelajaran berharga bagi negara-negara yang sedang membangun demokrasi hari ini: bahwa tanpa budaya politik yang matang, bahkan kebebasan paling idealis pun bisa menjadi alat kehancuran internal.















